Monday, August 22, 2016

Catatan Perjalanan ke Gunung Merbabu

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam para pembaca sekalian.

Kesempatan kali ini saya akan menuliskan catatan perjalanan ke Puncak Gunung Merbabu yang kami adakan pada tanggal 15-17 Agustus 2016.

Pendakian ini terbilang mendadak, karena awalnya saya akan naik ke Gunung Panderman di Malang. Namun karena ada sedikit kendala, maka saya rubah rute tujuan menuju Gunung Merbabu di Boyolali.
------ 15 Agustus 2016 ------
Saya bertemu dengan 3 orang teman dari Kediri di terminal Tirtonadi, Solo. Setelah istirahat sebentar sembari mematangkan rencana pendakian, kami mulai berangkat jam 14.42. Dari arah terminal Tirtonadi, kami menggunakan bus yang menuju arah Semarang. Rencana awal, kami akan turun di terminal boyolali. Namun kondektur yang tahu kalau kami akan naik ke Merbabu, beliau menyarankan untuk turun di perempatan arah Selo. Dan jadinya kami pun turun di lokasi yang disarankan kondektur tadi. Kami sampai di boyolali jam 15.32

Dari perempatan itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Selo. Awalnya kami kami akan menumpang pick-up yang mau pulang ke arah Selo, namun di belakang kami ada bus mini yang sedang cari penumpang. Terpaksalah kami naik bus mini supaya tidak terjadi "perseteruan" antara sopir pick-up dan sopir bus.

Jam 16.09 kami sampai di Pasar Cepogo. Kami dapat informasi kalau beberapa bus ini bisa sampai ke dekat basecamp. Namun mungkin karena sudah sore, bus yang kami tumpangi hanya bisa mengantar sampai Pasar Cepogo saja. Karena itu, kami perlu cari kendaraan yang bisa mengantar sampai ke basecamp. Ternyata di dekat pasar sudah ada beberapa sopir pick-up yang menawarkan untuk menyewakan mobilnya untuk ke basecamp. Karena harga yang dipatok cukup tinggi, akhirnya kami memutuskan untuk makan sore sembari menunggu pendaki lain yang mungkin datang.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kami bertemu 8 orang pendaki asal Jakarta yang juga ingin naik ke Merbabu. Kami menawarkan untuk sewa pick-up bersama, dan mereka setuju. Akhirnya kami 12 orang berangkat bersama dari pasar cepogo menuju basecamp jam 17.00.
Bersama rombongan dari Jakarta

Jam 17.57 kami sampai di basecamp. Di sini pendaki wajib mendaftarkan kelompoknya yang akan naik ke merbabu. Selain pendaftaran, setiap pendaki juga dikenakan tiket masuk dan asuransi. Total harga yang harus dibayarkan relatif murah, yaitu 11.000 rupiah (10.000 untuk tiket masuk, 1000 untuk asuransi).
Registrasi Pendakian Merbabu

Sebelum melakukan pendakian, kami diberi peta jalur pendikian yang sering digunakan ketika berangkat dari Selo. Di peta tersebut ada 2 jalur yang bisa dilalui. Menurut saran dari petugas, kami bisa ambil jalur yang baru (jalur pendakian yang dulunya merupakan jalur evakuasi), yaitu yang melalui Gancik Hill Top karena bisa menghemat sekitar 2 jam perjalanan. Perlu diketahui bahwa di jalur baru ini tidak ada sumber air yang bisa digunakan.

Agar tidak terlalu malam, kami memutuskan untuk memulai pendakian setelah magrib. Setelah memeriksa semua persiapan, kami memulai pendakian jam 18.20. Awal track yang dilalui adalah jalan beton. Jalur beton ini kira-kira sepanjang 500 meter. Selepas jalur beton ini, jalur yang kami lewati adalah makadam. Jalur ini akan berakhir di Gancik Hill Top. Setelah istirahat sejenak, kami lanjutkan perjalanan melalui jalur makadam yang menuju hutan. Sepanjang perjalanan, di beberapa pohon telah diberi tanda cat warna putih yang akan menuntuk pendaki menuju puncak. Sekitar 2 jam perjalanan, kami sampai di pos 1.

Dari pos 1 kami lanjutkan perjalanan ke pos 2. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai pos 2 ini. Di pos 2 ini lokasinya cukup luas, beberapa pendaki telah mendirikan tenda di sini. Namun, karena menurut kami pemandangannya kurang leluasa, kami lanjutkan perjalanan mencari lokasi yang pas. Jam 23.28 kami sampai di bukit teletubies. Lokasinya cukup bagus dengan latar belakang gunung merapi. Karena sudah cukup malam, kami putuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di bukit teletubies.

Pagi hari, pemandangan di bukit teletubies sangat indah. Cuaca cerah dengan lautan awan mengiringi terbitnya matahari.
Matahari Terbit dan Lautan Awan

Menikmati pemandangan dari Bukit Teletubies

Latar Belakang Gunung Merapi


Foto bersama Mas Tri Wahyudi dan pasangannya


------ 16 Agustus 2016 ------
Jam 10.00, setelah sarapan dan packing, kami lanjutkan pendakian menuju sabana 2. Untuk mecapai sabana 2, kami melewati pos 3 dan sabana 1. Pos 3 merupakan pos pertemuan antar jalur pendakian lama dan jalur pendakian baru. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai di pos 3. Jam 13.06 kami sampai di sabana 2. Tempat ini adalah basecamp terakhir selama perjalanan menuju puncak. Cuaca siang itu cukup berkabut, kemungkinan tidak lama lagi akan turun hujan. Karena itu, kami putuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam disini.
Camp di Sabana 2

Benar saja, sekitar jam 16.00 turun hujan cukup lebat selama 2 jam. Beruntung, setelah hujan, cuaca cerah kembali, sehingga kami bisa masak makan malam sembari menikmati indahnya malam.



------ 17 Agustus 2016 ------
Berburu sunrise dimulai. Kami berangkat dari sabana 2 jam 02.50. Ternyata sudah banyak pendaki yang memulai pendakian ke puncak sekitar jam 2 pagi. Agar tidak keberatan, kami hanya membawa perlengkapan seperlunya saja untuk menuju ke puncak, sisanya kami tinggal di dalam tenda. Jarak antara sabana 2 dan puncak tidak terlalu jauh, namun track-nya cukup curam dengan dasar tanah lembab licin.

Pukul 04.11 tibalah kami di salah satu puncak Gunung Merbabu, yaitu puncak Trianggulasi. Udara dingin dan angin yang cukup kencang segera menyapa. Di puncak ini pun ternyata sudah cukup ramai oleh para pendaki yang naik dari berbagai jalur. Bahkan ada beberapa kelompok yang sudah mendirikan tenda di puncak.

PERHATIAN ! Sudah ada larangan untuk tidak mendirikan tenda di puncak. Jadi, demi kepentingan bersama, mohon untuk mematuhi aturan tersebut.

Untuk melihat matahari terbit dengan jelas, kami pindah ke puncak Kenteng Songo. Lokasinya tidak jauh, hanya sekitar 5 menit ke arah timur. Setelah suasana agak terang, terlihat pemandangan yang sangat indah. Dengan cuaca cerah, dari puncak Kenteng Songo, kami bisa melihat dengan jelas Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Waduk Ambarawa, dan beberapa gunung kecil lainnya.

Puncak Gunung Merbabu, Kenteng Songo, 3142 mdpl


Sebelum turun dari puncak, kami bersama semua pendaki yang hadir menyanyikan lagu Indonesia Raya. Begitu keras dan lantang kami semua menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tidak berapa lama setelah selesai menyanyikan, terdengar pula nyanyian dari puncak lainnya yang berdekatan dengan Kenteng Songo.
Bersama menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Kami turun dari puncak jam 07.00 menuju sabana 2. Sesampainya di camp, kami packing barang bawaan untuk persiapan turun ke basecamp. Di sabana 2, PolHut Gunung Merbabu mengadakan upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Semua pendaki yang ada disana mengikuti upacara tersebut dengan khidmat.
Instagram : @tngunungmerbabu_official


Setelah sarapan pagi dan packing selesai, kami memulai turun gunung jam 10.15. Perjalanan menuju basecamp tidak memakan waktu lama. Kami sampai basecamp jam 13.33.


Begitulah cerita perjalanan kami menuju Puncak Gunung Merbabu.

Mengenai anggaran biaya, berikut mungkin bisa menjadi acuan.
* Bis Solo - Boyolali = Rp. 10.000,-
* Bis Boyolali - Pasar Cepogo = Rp. 10.000,-
* Carter Pickup Pasar Cepogo - BaseCamp Merbabu = Rp. 15.000,-
* Tiket Masuk + Asuransi = Rp. 11.000,-


Terima kasih kepada :
  1. Tuhan Yang Maha Esa
  2. Masyarakat dan Petugas Perhutani Gunung Merbabu
  3. Mas Tri Wahyudi
  4. Tim pendaki (Diaz, Mbah Mudin, Bagus)
  5. Para pendaki Gunung Merbabu.

2 comments:

  1. cool!
    Makasih infonya gan
    Doain ane brangkat bulan depan ya

    ReplyDelete