Mohon maaf jika isinya tidak sesuai denga judul.
Ini pada saat saya di semester 3 mau ke semester 4 (mau buat kartu rencana studi gitu deh.. :-)v ). Dari kejadian2 sebelumnya, ada beberapa anak yang berkeluh kesah karena mengalami masalah pada nilai kuliah semester 3 ini.
Nah, tidak lama kemudian, seorang kawan saya memposting suatu tulisan yang (menurut saya) bisa membangkitkan semangat belajar. Tidak hanya untuk kalangan sendiri, untuk kalangan lain pun juga bisa.
Dan bagaimana isi postingnya, ini dia :
Ini bukanlah sebuah cerita curhatan seorang mahasiswa yang telah melalui semester 3 dengan dramatis, ini hanya keisengan belaka mengisi liburan yang tentram.
Yap, semester 3 telah kita lalui dengan menghela nafas panjang sambil mengucap syukur terhadap hasil yang telah kita dapat. Meskipun sebenarnya banyak pihak yang merasa tidak puas dengan hasil semester 3 ini. Berbagai luapan ekspresi pun tergambarkan ketika melihat nilai yang keluar satu per satu. Ada yang senang dan ada yang kecewa. Ada yang puas dan ada yang tidak puas. Ada yang merasa bingung dengan sistem penilaian dosen yang tiba-tiba tanpa ada transparasi penilaian langsung memberikan nilai “surprise” pada mahasiswanya. Hal ini juga saya alami ketika melihat hasil nilai mata kuliah fisika dasar pada semester 1 lalu. # bagian ini merupakan curhat .
Mungkin saja di benak beberapa pihak muncul berbagai “Andai” ketika merasa tidak puas ataupun kecewa dengan nilai yang ada. Andai saja saya belajar saat itu. Andai saja saya mendengarkan dosen pada saat kuliah. Andai saja saya mencatat setiap yang dosen ucapkan. Andai saja saya membuat contekan semalam sebelum ujian. Dan andai-andai lain yang mungkin berdampak sistemik juga pada hasil ujian seperti, Andai saja yang jaga pada saat ujian bukan orang itu dan Andai saja saya berangkat lebih pagi pada saat itu.
Memang jika kita ulas balik nilai-nilai kita, akan terbesit di pikiran kita takut akan nilai jelek dan kita akan takut IP kita jelek. Tapi kalau memang itu kemampuan kita apa adanya pada saat itu, kita harus tetap mengucap syukur. Terkadang nilai menjadi hal yang sangat membingungkan bagi kita, karena nilai merupakan bentuk numerik dari hasil perjuangan kita. Ketika kita sudah berjuang keras dan nilai yang kita dapatkan tidak sesuai, kita akan kecewa. Sebaliknya, ketika kita merasa tidak pantas menerima nilai itu, kita akan merasa ragu, apa benar saya pantas diberi nilai seperti itu mengingat kemampuan saya belum sepadan dengan nilai tersebut. “Nilai itu nomer dua, yang penting adalah pengalaman yang kita dapat”. Sedikit bohong memang jika kita benar-benar bisa menomerduakan nilai. Mungkin nilai bisa kita letakan di nomer 1,5 setelah pengalaman atau kemampuan yang kita dapat. Yang penting kita bisa menikmati ilmu seperti pohon, mengakar, memberikan keteduhan dan dapat memberikan manfaat bagi mereka yang berteduh disekitarnya.
Sedikit mengutip kata-kata dari film favorit saya, 3 Idiots, “never study to be succesfull, study for self efficiency”. Sepertinya agak sulit menerapkan kata-kata tersebut ke dalam diri kita mengingat terkadang kesuksesan seseorang di ukur dengan nilai yang mereka dapat. Jika dikembalikan lagi, memang hanya diri kita yang dapat mengukur nilai kita sendiri. Kalau kata Bang Tukul Arwana, keberhasilan seseorang tidak lepas dari 4 faktor yaitu, kemampuan, kemauan, relasi dan faktor X. Keempat faktor ini akan saling berkaitan.
Dalam tulisan ini bukan berarti saya adalah mahasiswa yang paling “waah”. Saya juga masih termasuk dalam golongan mahasiswa bodoh dan cupu yang masih butuh banyak belajar. Tulisan ini terinspirasi setelah mengalami masa-masa suram di semester 3 ini. Tetap kompak buat para legiun ILKOM A 2009. Semangat buat semester selanjutnya. Sing penting lek iso sak kelas maneh rek .. !!
Tetap sehat tetap semangat, waspadalah, waspadalah ... !!!
by Adityaranda Satriawan
No comments:
Post a Comment