Monday, February 14, 2011

Kualitas Jabat Tangan


Pernahkan Anda berjabat tangan? Pertanyaan tersebut mungkin agak aneh. Sebagian besar manusia pasti menjawab "Pernah". Tentu saja, baik dengan teman, guru, rekan bisnis, atau orang yang dihormati, manusia memang pernah melakukan kegiatan itu. Selanjutnya, apa yang Anda rasakan saat berjabat tangan? Mungkin Anda sedikit menganggap remeh kegiatan tersebut. Namun ternyata perlakuan itu memiliki arti yang tidak semua orang mengetahuinya.


  • SALAMAN LEMAH
Gaya berjabat tangan yang terlalu lembut alias lemah, menunjukkan rasa percaya diri yang kurang, selain juga tampak malas-malasan dan kurang menunjukkan minat. Dari tatapan wajahnya, bisa dilihat sedikit lesu meskipun tetap tersenyum. Bila saat wawancara Anda melakukan gaya ini, si pewawancara akan bertanya-tanya kualitas percaya diri Anda.

  • SALAMAN SENTUH JARI
Gaya berjabat tangan ini hanya memberikan 4 jarinya saja sehingga terkesan tidak ada semangat. Dari segi kontak mata, kebanyakan gaya ini tidak terlalu banyak mengalami kontak mata saat jabat tangan berlangsung.

  • SALAMAN FULL CONTACT
Biasanya genggamannya erat dan mantap, tapi tidak terlalu kencang dan menjepit. Sambil menggengam tangan lawan, biasanya juga diikuti dengan eye contact yang ramah. Ini gaya berjabat tangan yang bagus untuk menunjukkan rasa percaya diri yang cukup bagus tapi tidak berlebihan. Biasanya, gaya ini tampak pada saat jabat tangan antar rekan kerja atau bisnis.


Adalah Profesor Geoffrey Beattie dari University of Manchester, Inggris yang melakukan penelitian kualitas berjabat tangan ini. Dari penelitiannya itu ia menemukan rumus mengenai berjabat tangan terbaik.

PH = (e2 + ve2)(d2) + (cg + dr)2 + {(4<s>2)(4<p>2)}2 + (vi + t + te)2 + {(4<c>2 )(4<du>2)}2

Bagaimana cara menghitungnya? Anda tinggal mengganti saja komponen-komponen dari rumus itu dengan kualitas masing-masing saat berjabat tangan



-(e) = kontak mata (1= tak ada kontak mata, 5= kontak mata langsung) - nilai yang diperlukan5.
-(ve) = ucapan salam ( 1= tidak wajar, 5 = wajar) - 5.
-(d) = senyum Duchenne yaitu senyum sempurna yang membuat sudut mulut terangkat sehingga menimbulkan kerut di seputar mata dan simetris antara wajah bagian kiri dan kanan (1= jika senyum bukan senyum Duchenne, 5= senyum Duchenne sempurna) - 5.
-(cg) = kesempurnaan genggaman (1= tak sempurna/misalnya hanya bersentuhan separuh telapak tangan,5=bisa menggenggam dengan sempurna) - 5.
-(dr) = kelembaban tangan (1=lembab, 5=kering) - 4.
-(s) = kekuatan (1 = lemah, 5= menggenggam kuat) - 3.
-(p) = posisi tangan (1= di belakang badan sendiri, 5=berada di jangkauan lawan dan nyaman ) - 3.
-(vi) = tenaga (1=terlalu rendah/terlalu kuat, 5=sedang) - 3.
-(t) = suhu tangan (1=terlalu dingin/terlalu panas, 5=sedang) - 3.
-(te) = tekstur tangan (1=terlalu keras/terlalu lunak/halus, 5=sedang) - 3.
-(c)= kontrol (1= rendah, 5 = tinggi) - 3.
-(du) = durasi (1=sebentar, 5= lama) - 3


Jika ingin mendapatkan kualitas jabat tangan sempurna maka secara matematis, seluruh parameter itu harus bernilai 5. Namun pada praktiknya, tak perlu sesempurna itu. Menurut teori itu, nilai seperti digambarkan dengan angka di belakang penjelasan tiap komponennya sudah cukup bagus. Bahkan tanpa menghitungnya, dengan memahami apa makna jabat tangan itu, jabat tangan terbaik sudah bisa dilakukan. Yang penting, kita percaya diri saat melakukannya dan tak membuat tangan kita atau tangan lawan jabatan tangan kita sakit karenanya.


No comments:

Post a Comment