Saturday, January 7, 2012

Jangan Mau Indonesia Kaya Raya

Bismillahirrohmanirrohim..

Hai kawan, jumpa lagi dengan saya, seorang rakyat jelata yang mencoba berjuang sampai akhir. Dimana akhirnya? Ya disana lah pokoknya...

Oke saudara saudari, saya disini mau menyampaikan pemikiran saya. Hancur. Bodoh. Nyeleneh. Gak jelas. Tapi mungkin bisa jadi bahan pertimbangan ketika timbangan tak lagi seimbang. Ehehhehehe..


Kemarin saya tak sengaja membaca buletin luncuran 23 Desember 2011 yang judulnya "Refleksi Akhir Tahun 2011".  Bukan masalah judulnya yang menarik bagi saya. Tapi lebih kepada sub-judulnya (nama yang saya karang sendiri itu, coz gak tau nama aslinya apa, kwkwkwk..). Sub-judul itu berbunyi "Rakyat Nganggur dan Miskin di Negeri Kaya".

Siapa sih yang gak setuju kalau Indonesia itu negeri yang kaya. Kaya sungai, kaya gunung, kaya pantai, dikit salju(kan cuma di Jaya Wijaya aja, hehehe..), agak kaya hutan (banyak tukang cukur hutan..), kaya buah, kaya sayur, kaya agama (yang legal maupun tidak..), kaya budaya, dan yang kaya-kaya lainnya. Apalagi beberapa negara menggantungkan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan perekonomiannya.

Nah, saya tidak membahas kekayaan lebih lanjut karena Anda bisa langsung gugling aja. Berapa APBN, berapa persen pertumbuhan ekonominya, berapa jumlah rakyatnya, sampai berapa harga lombok satu kilo. Hahahaha...

Kembali ke Laptop.
Sebenarnya saya ini sedikit bingung. Banyak orang marah-marah, demo, orasi yang menuntut pembukaan lapangan kerja baru, pembatalan PHK, dan lain sebagainya. Anehnya, yang mereka tuntut itu membuat mereka semakin sibuk, banyak pekerjaan, stress, bahkan ada yang dengan senang hati mencabut nyawa sendiri meskipun sang malaikat gak ada jadwal nyabut nyawa.

Kalau memang Indonesia itu negara kaya, berarti kan rakyat gak perlu kerja keras lagi. Tinggal menikmati ini itu. Justru seharusnya mereka yang di-PHK itu berterima kasih karena telah diberi banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, saudara, maupun kolega. Coba pikir, negara kita kaya, berarti gak perlu kita susah payah bekerja, iya nggak sih???

Lah, yang jadi permasalahan sekarang adalah, kog bisa rakyatnya miskin??? Padahal hidup di negeri kaya raya. Curhat sekilas nih, saya lebih setuju kalau sub-judul tadi berbunyi "Rakyat Nganggur kemudian Miskin di Negeri Kaya". Kan jelas jadinya, nganggur itu pangkal miskin.

Menurut saya, wajar kog kalau kita banyak nganggur. Contoh nih ya, waktu kita pulang kuliah/kerja/sekolah, udah makan udah ganti baju plus istirahat, trus kita nganggur kan, berapa orang yang mau buka buku, atau mengulas kejadian seharian tadi? Untuk yang kuliah/sekolah, berapa orang yang mau buka buku pelajaran, ya setidaknya beres-beres rumah lah..

Yuk kembali ke judul tulisan saya ini. Jadi begini saudara saudari sekalian seumat senegara, kalau memang kita dituntut untuk kerja keras, kita hapus dulu bayangan bahwa kita itu kaya, kaya secara alam atau secara apapun itu. Jangan mau kalau dibilang kita itu punya negara yang kaya secara geografis maupun finansial. Kalau perlu nih ya, para guru SD jangan menerapkan Indonesia Kaya Raya ke muridnya. Jadi mulai SD itu sudah diajak berpikir ekonomi. Setidaknya belajar laba-rugi. Jangan lupa pelajaran PPKn dan Sejarah. Menurut saya, PPKn dan Sejarah itu ilmu yang tidak mengajarkan pengangguran. Sekalian memahami sistem kenegaraan yang nantinya para rakyat tidak buta kenegaraan.

Nah kan, saya bingung mau nulis apa lagi..

Langusng intinya aja deh ya..
Sebenarnya, masalah kemiskinan itu bukan sepenuhnya salah pemerintah. Itu mayoritas salah kita sendiri. Kog bisa? Ya bisa lah, salah sendiri kita mau dibodohi. Gak punya ilmunya? La kan bisa tanya orang, baca koran, atau apalah itu. Usaha dooongg... Jangan mudah tergoyahkan iman kita. Banyak kog yang cuma gara-gara "iming-iming", kehidupan yang harusnya lurus, malah berputar gak karuan.

Lalu, masalah pengangguran bagaimana? Ya itu tadi, kita  masih beranggapan ada "pihak-pihak" yang nantinya membantu kelangsungan hidup kita. Contoh nih, banyak kan para pengemis yang usianya muda. Menurut saya, pengemis itu bukan profesi, meskipun ada juga sebagian orang menjadikannya profesi. Pengemis itu salah satu contoh penggantungan hidup ke pihak lain. Sangat berbeda dengan bekerja, atau berwiraswasta.

#*# Satu paragraf dibawa ini sangat tidak wajib dibaca, namun juga tidak haram dibaca. #*#
Satu lagi nih, yang ingin saya aspirasikan tapi gak tau gimana. Menurut pemikiran saya, mohon maaf lo kalau menyinggung. Tau gak, pengemis itu terjadi gara-gara umat Islam. Lhoh?? Kog bisa?? Iya, karena Islam itu pemurah, pengasih dan penyayang. Dengan anggapan Islam itu suka bersedekah, maka muncullah profesi yang saya sebutkan tadi. Bener gak?? Gak percaya?? Liat aja di masjid-masjid setelah sholat Jum`at atau hari besar lainnya, banyak kan?? hehehehe...


Jadi,,,
>> Negeri Kaya itu karena Rakyatnya Kaya, bukan sebaliknya.
>> Mari kita tanamkan Memberi, bukan Menerima.
>> Yang kita alami sekarang adalah cermin masa lalu, yang kita lakukan sekarang adalah pangkal Masa Depan.
>> Kuatkan iman, percayalah bahwa yang terjadi adalah kehendak Tuhan.


Alhamdulillah.
Terima Kasih.

2 comments:

  1. wahh...
    jd kngen ng-blog lg..
    :D

    tp ide nuliz dh abiz ketelen sinyal inet yg ga kunjung ad di kosan..
    hehehe

    ReplyDelete
  2. dieeennnnkkzzzz...
    wkwkwkwkkwk...

    tulis d kertas dulu aja, ntar klo sinyal udah pada ngumpul, baru sikat,,
    hhahhaha...

    btw, maksih udah mampir yoooo.. :D

    ReplyDelete